Mengintip Keindahan Lokasi Syuting 'Ketiga Mas Gagah Pergi'

Dream - Novel legendaris karya Helvy Tiana Rosa diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama, 'Ketika Mas Gagah Pergi' (KMGP). Selain menggambarkan isi cerita yang epik, film ini menyuguhkan pemandangan alam yang indah dan menakjubkan.

Seperti diungkapkan Ratih Pratiwi, Road Manager KMGP, tim produksi memilih dua pantai indah yang ada di Ternate sebagai lokasi syuting. Menurutnya, Pantai Batu Angus dan Pantai Sulamadaha merupakan tempat yang sangat tepat. Keindahan alamnya membuat mereka takjub sekaligus bangga sebagai orang Indonesia.

"Batu Angus alamnya indah banget dan gede banget airnya. Selain itu airnya juga jernih. Menurut cerita sih katanya bekas letusan gunung dan itu sisa-sisa dari letusan jadi warna batunya item-item gitu," ungkap Ratih saat ditemui di kawasan Pejaten, Minggu, 31 Januari 2016.

Bagi yang belum menyaksikan film ini, pasti penasaran dengan keindahan kedua pantai ini. Berikut Dream.co.id berikan ulasan singkat mengenai dua pantai yang terdapat di Ternate, Maluku Utara tersebut.

Pasir pantai berwarna hitam disertai ombak yang besar menjadi daya tarik dari pantai yang terletak di Desa Sulamadaha, Kecamatan Pulau Ternate. Tidak sulit untuk menuju tempat ini karena memiki aksesibilitas yang muda dijangkau.

Pantai Sulamadaha memiliki tempat yang disebut Hol, dan diklaim sebagai salah satu surga diving dan snorkling. Dibutuhkan waktu hingga 10 menit untuk menanjak menuju Hol. Tapi kelelehan Anda akan terbayar begitu menyaksikan beragam jenis biota laut dan ikan seperti, ikan Jagungan atau Harleyquin Filefish, ikan Buntal dan ikan Kerapu Tutul serta terumbu karang yang sangat indah.

Air laut di sini terkenal sangat bening, sampai-sampai pengunjung dapat menyaksikan keindahan dasar dari atas air. Bahkan banyak yang melontarkan candaan, "seperti melihat perahu terbang di pantai ini".

Sedangkan kawasan Batu Angus merupakan satu obyek wisata andalan Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.

Seperti yang diungkapkan Ratih, pantai ini identik dengan pemandangan batu-batu besar berwarna hitam pekat. Hampir dapat dipastikan, kalau semua batu di kawasan ini berwarna hitam karena hasil muntahan Gunung Gamalama yang telah mengering dan membatu.

Peristiwa meletusnya Gamalama ini terjadi pada tahun 1673. Setelah peristiwa itu, masyarakat setempat menyebutnya dengan kawasan Batu Angus.

Di Pantai Batu Angus juga terdapat situs sejarah berupa tempat tewasnya seorang tentara Jepang yang parasutnya tidak terbuka normal setelah terjun dari pesawat pada Perang Dunia II.

Selain itu, tepat di lokasi ini para pengunjung juga dapat menikmati bentangan Gunung Gamalama yang hijau, hamparan laut serta Pulau Hamahera yang tersaji dari atas ketinggian Batu Angus.

Lokasi pantai berada dalam hamparan lahar kering seluas 10 hektar. Banyak yang berpendapat bahwa pantai ini sangat indah dikunjungi mulai jam empat sore untuk menikmati senja dan matahari tenggelam.

Kemudian bagi para pecinta petualangan, tempat ini juga sangat tepat untuk berkemah dan membuat api unggun saat malam hari.