Sejarah Perang Pengaruhi Ragam Kekayaan Kuliner Vietnam

Dream - Sejarah kemerdekaan Vietnam begitu menarik untuk ditelisik. Tak harus melalui buku-buku sejarah, namun cita rasa kuliner mereka pun dapat menerjemahkan kepedihan gambaran perang saat melawan China, Prancis dan Amerika.

Bahkan pengaruh masakan Prancis berhasil masuk dan diterima oleh lidah orang-orang Vietnam.

Diungkap pemilik Yeu Saigon Cafe, Praba Madhavan, pada awalnya ragam kuliner Vietnam muncul karena kesusahan hidup yang dialami selama masa penjajahan.

"Mereka 120 tahun terakhir perang terus dengan China, Prancis dan Amerika. Pola makan selalu susah. Ingredient simple, namun cara meracik dan membumbuinya dapat menjadi masakan spesial yang healthy," terang Praba saat ditemui di restorannya yang terletak di bilangan Epicentrum Rasuna Said, Jakarta Selatan pada Rabu, 1 Juni 2016.

Pria yang pernah menetap selama lima tahun di Vietnam ini, akhirnya tertarik untuk membuka restoran serupa saat kembali ke tanah air. Bersama Tuyet Mai Le, seorang perempuan asli Vietnam mereka mulai merintis Yeu Seigon Cafe dengan memboyong langsung empat koki handal dari sana.

Sehat menjadi standar yang tak boleh dilanggar dalam mengekpos kekayaan kuliner Vietnam otentik. Monosodium Glutamat (msg) menjadi salah satu bumbu yang haram dipergunakan. Selain itu, mereka juga selalu menyediakan sayur dari perkebunan yang ditanam sendiri di Cimanggis.

"Makanan kita terkenal sangat sehat dan dipercaya bikin awet muda karena dibuat dari bahan-bahan yang fresh," imbuh Praba.

Letak geografis Vietnam yang membujur di sepanjang pantai, mempengaruhi menu-menu masakan tak jauh dari olahan ikan dan seafood. Sehingga tamu-tamu dari Jepang pun banyak yang menjadi pelanggan setia mereka.

"Kita terbagi ada dari Vietnam utara-tengah-selatan. Bagian tengah biasanya menyajikan makan dalam porsi yang pas nggak kebanyakan. Sedangkan kalau selatan lebih seperti Indonesia yang memakai santan dan utara memiliki empat musim," imbuh Mai Le.

Menu dari Vietnam juga identik dengan pemakaian berbagai daun khas yang memang didatangkan langsung dari sana. Seperti misalnya daun kemangi, daun ketumbar dan daun tito yang memiliki rasa berbeda dengan bumbu-bumbu lokal Indonesia.

Maka janganlah heran jika berkunjung ke Vietnam Anda menemukan keranjang-keranjung khusus di atas meja yang banyak berisikan daun lalapan untuk disantap. Seperti budaya orang-orang di sini yang biasa menyanding kerupuk, sambal dan kecap sebagai pelengkap.

"Kita bikin sup harus dimasak 11 jam agar rasanya menyamai seperti kalau diberi msg. Makanan di restoran kita halal. Tapi kalau di Vietnam sendiri masakan pada dasarnya 60 persen mengandung babi," terang Mai Le melanjutkan.

Nah, buat Anda yang penasaran dengan kelezatan makanan-makanan di restoran ini. Berikut beberapa menu yang laris dipesan para pelanggan Yeu Saigon Cafe: Cha Gio Saigon, Nem Cua Be, Cha Gio Cja dan Leon Xuc Banh Da. Selamat mencoba ya!