Februari 2016, Shaolin Warriors Hadir di Jakarta

Dream - Jurus-jurus Kungfu yang atraktif dan menantang pasti akan membuat takjub setiap mata yang melihatnya. Bahkan film-film bergenre Kungfu pun terbilang laris manis di pasaran.

Begitu pula dengan Shaolin Warriors, sebuah pertunjukan bela diri asli dari Tiongkok ini selalu mampu menarik perhatian khalayak ramai. Terlebih bagi orang-orang yang tinggal di kota Metropolitan seperti Jakarta. Pasti mereka akan sangat tertarik dengan wisata atraksi semacam ini. Sebagai alternatif liburan yang berbeda dari biasanya.

Peluang besar ini dimanfaatkan Bank Mayapada yang akan mempersembahkan sebuah pertunjukan Shaolin Warriors pada Febuari mendatang. Selama tiga hari, 19-21 Febuari 2016, untuk pertama kalinya masyarakat Indonesia akan disuguhi pertunjukan Shaolin Warriors yang digelar di Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta.

Rina Ciputra Sastrawinata, Presiden Direktur Ciputra Artpreneur menekankan bahwa pertunjukan ini akan berbeda dengan Shaolin Warriors pada umumnya.  Pada kesempatan kali ini, pertunjukan akan diselenggarakan di dalam ruangan dan dikemas dalam sebuah jalan cerita yang diproduseri CPAA Productions.

Shaolin Warriors akan melakukan atraksi selama lima kali. Para pengunjung dapat menikmati langsung dengan membeli tiket yang dibandrol seharga Rp650 ribu untuk kelas Bronze. Sementara untuk kelas Platinum, tiket dijual seharga Rp1,5 juta.

"Sedangkan bagi yang berminat untuk datang, dapat membeli tiket di kiostix.com. Kalau untuk pertunjukan itu pas tanggal 19 dibuka jam tujuh malam. Kalau tanggal 20 jam tiga sore dan jam delapan malam. Lalu hari terakhir jam satu siang dan jam enam sore," ungkap Rina menerangkan.

Meskipun menampilkan adegan beladiri, tapi ia menegaskan bahwa tontonan ini tetap aman disaksikan anak-anak.

Selain itu, Ngatino, Wakil Ketua Wushu Indonesia menambahkan bahwa pertunjukan Shaolin Warriors merupakan bagian dari gerakan-gerakan Wushu tradisional. Sebagai seni perang, Shaolin Warriors berkembang sejak abad ke-5 pada pemerintahan Dinasti Ming.

"Bisa mendunia karena diperkenalkan oleh Bruce Lee, Jacky Chan dan Jetli. Tapi kalau yang modern baru ada sejak 1953 untuk menyatukan ratusan aliran agar bisa dipertandingkan," ungkap Ngatino.