Berpetualang di Kampung Suku Asli Taiwan
Dream - Mengenal Taiwan dengan cara ringkas dan menyenangkan, plus dapat pengalaman seru? Traveler bisa berkunjung ke Formosa Aboriginal Culture Village di Yuchi, Nantou City, Taiwan tengah.
Yup, ini seperti Taman Mini Indonesia Indah-nya Taiwan. Obyek wisata yang memiliki lahan seluas 62 hektare ini cukup populer.
Di sini wisatawan dapat melihat kehidupan dan rumah suku asli Taiwan. Gak cuma itu, pengunjung juga bisa menikmati keindahan bunga sakura, uji andrenaline di taman bermain--seperti Duna Fantasi Ancol, hingga kulineran. Wah, komplit banget deh!
Dream berkesempatan menjelajahi Formosa Aboriginal Culture Village dalam rangkaian kegiatan Media Fam Trip, Taiwan Tourism Bureau, 2 Desember 2019.
Begitu sampai, pilih pertama adalah mengunjungi Aborigin Village. Di sini kita akan melihat kehidupan suku asli Taiwan. Suku asli Taiwan ada 16, suku Austronesia. Suku ini beda dengan suku asli China daratan.
Di Taiwan, suku pertama yang menduduki Formosa ini terbagi atas lima suku, di antaranya Thao, Paiwan, dan Ami. Nah, kebetulan kampung budaya ini berada di daerah tempat suku Thao tinggal.
Setiap suku digambarkan dengan jelas, dari busana tradisonal meraka, model rumah dan ukirannya. Menariknya di sini juga terdapat tempat ritual di masa lalu. Salah satunya, dinding dengan rak penuh tengkorak 'musuh'.
Suku-suku ini sekilas punya kemiripan dengan suku-suku asli Indonesia. Mengingkatkan kita pada suku Dayak dan Mentawai. Bisa terlihat dari hiasan ukiran rumah, pemilihan warna dan kehidupannya. Seperti pengobatan tradisional, ritual ketika seorang pria sudah dinyatakan dewasa dan kepala suku.
Untuk memperkenalkan budaya yang lebih lengkap, ada juga panggung dengan pertunjukan lokal. Tapi sayangnya mereka menggunakan bahasa mandarin. Yah, jadi gak ngerti deh.
Puas mengenal suku-suku asli di Pulau Formosa--nama Taiwan dahulu kala, saatnya menengok keindahan taman-taman dan wahana bermainnya.
Di sepanjang jalan Formosan Aboriginal Culture Village, kalian akan melihat pohon-pohon Sakura. Sayang saat kami berkunjung bukan momen pas menikmati bunga Sakura.
Februari merupakan waktu tepat melihat keindahan bunga Sakura dari sebanyak 3.000-an pohon ceri berjenis peony. Untuk menikmatinya sekalian istirahat disediakan banyak tempat duduk.
Mengelilingi area budaya ini perlu waktu panjang, apalagi bila ingin mencoba berbagai wahana yang menguji andrenalin, seperti roller coaster atau kereta air. Ya, setidaknya butuh waktu satu hari penuh.
Sudah keliling perut lapar? Saatnya kulineran. Di sini sudah tersedia restoran yang menyediakan makanan halal untuk wisatawan muslim. Restoran Maya, namanya yang berarsitektur suku Maya. Selain makan halal, restoran ini juga menyediakan mushola.
Terdapat juga toko suvenir, penyewaan busana adat, dan berbagai fasilitas penunjang lainnya.
Wisatawan juga bisa menikmati Formosan Aboriginal Culture Village dari udara dengan menumpang cable car. Selama 15 menit, kalian bisa cuci mata menyaksikan pemandangan dari udara.
Dari kereta gantung ini kalian juga bisa melihat indahnya Sun Moon Lake, danau yang terbentuk seperti Matahari dan Bulan dari seleksi alam.
Formosa Aboriginal Culture Village memang berada di lokasi perbukitan tak jauh dari Danau Matahari Bulan. Kereta gantung yang menghubungkan dua obyek wisata ini.
Biaya masuk Formosan Aboriginal Culture Village adalah 850 Dolar Taiwan atau setara Rp 450 ribu untuk orang dewasa. Harga untuk grup dan anak-anak tentunya lebih rendah.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya