Dulu Hotel Paling Mewah, Astaga Sekarang Begini Kondisinya!
Dream - Mozambik merupakan salah satu negara dengan perkembangan pariwisata yang pesat di dunia. Kecantikan alamnya telah menarik perhatian wisatawan, bahkan sejak masa-masa pra-kemerdekaan.
Saat itu, Mozambik masih berada di bawah pemerintahan Portugis, dengan iklim Mediterania yang membuat area pesisirnya menarik bagi kalangan turis Zimbabwe, Afrika Selatan, Portugis, dan koloni-koloninya.
Dulunya, Beira yang menjadi kota pelabuhan penting dan merupakan kota ketiga terbesar di Mozambik tidak mendapat perhatian wisatawan. Untuk itu, orang Portugis membangun destinasi wisata di Sungai Buzi untuk menarik perhatian turis.
Di tahun 1953, perusahaan asal Portugis, Companhia de Mocambique membuka hotel megah bernama Grande Hotel Beira di sana. Hotel tersebut dulunya merupakan hotel terbesar dan termewah di kawasan benua Afrika dengan kolam standar olimpiade, bioskop, serta ballroom.
Dekorasi bangunannya dirancang dengan beragam tekstur serta memiliki panel kaca besar dengan tangga spiral. Namun tetap saja, hotel tersebut tidak bisa menarik perhatian para turis. Akhirnya, karena biaya pajak yang terlalu tinggi, kurang dari satu dekade kemudian hotel ini ditutup. Selama 8 tahun berdiri, hotel ini tidak memberikan profit apapun.
Setelah Mozambik mencapai kemerdekaan di tahun 1975, hotel ini tidak pernah juga dipakai. Di kala perang, hotel ini bahkan dijadikan tempat pangkalan militer. Hotel ini menyediakan keamanan bagi para pengungsi Beira yang menuju pelabuhan.
Terbengkalai dan Jadi 'Sarang' Kejahatan
Perang berakhir lebih dari 25 tahun yang lalu, namun masih banyak pengungsi yang tidak berpindah dari hotel tersebut. Kini, hotel hanya menyisakan bangunan polos, tanpa furnitur karena sudah dijual. Kabel dan pipa dari tembok juga banyak yang sudah dicabut untuk dibongkar.
Banyak pintu yang terlepas, lantai kayu yang mencuat, serta elevator yang sudah diambil hingga menyisakan ruang kosong. Kolam renangnya pun kini digunakan sebagai tempat mandi, dan bar digunakan sebagai tempat buang air kecil.
Lebih dari ribuan penduduk liar yang menempati bangunan itu sekarang. Orang-orang sekitar menyebut mereka dengan julukan Watha Muno, yang berarti 'bukan berasal dari sini'.
Sebagian besar dari mereka tidak memiliki pekerjaan, dan beberapa diantaranya bekerja sebagai pelayan rumah tangga di kota. Beberapa orang bahkan membuka toko di hotel untuk menjual kue kering, pisang, kondom, serta minuman alkohol ilegal.
Dulunya, pemerintah masih menetapkan aturan dan kebijakan untuk area ini. Namun setelah beberapa tahun terakhir, tempat ini semakin terbengkalai dengan meningkatnya angka kriminalitas serta menjadi sarang sampah dan penyakit.
(Sumber: amusingplanet.com/Annisa Mutiara Asharini)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menariknya, dua hotel dari Indonesia masuk dalam daftar.
Baca SelengkapnyaKeluarga ini menilai tinggal di hotel lebih nyaman dan hemat
Baca SelengkapnyaDi dalamnya sudah dilengkapi berbagai fasilitas modern
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Video bapak-bapak keluar dari hotel masih sarungan dengan baju terbuka bersama gadis seksi ini mengundang beragam komentar.
Baca SelengkapnyaPara tamu akan lebih baik jika bermalam di hotel yang berada di IKN. Jokowi yakin sudah ada hotel yang selesai dibangun pada saat HUT RI nanti.
Baca SelengkapnyaSeolah perbuatannya bukan hal yang memalukan, si istri menyebut suaminya orang tidak jelas.
Baca SelengkapnyaDi Australia, terdapat gedung seperti hotel yang ternyata hanya bangunan biasa yang unik. Simak faktanya berikut ini!
Baca Selengkapnya