Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fakta Menarik di Balik Museum Sumpah Pemuda, Kamu Perlu Tahu!

Fakta Menarik di Balik Museum Sumpah Pemuda, Kamu Perlu Tahu! Museum Sumpah Pemuda (Foto: Overseasattractions.com)

Dream - Sabtu, 28 Oktober 2017, diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda ke-89. Dan bicara soal Sumpah Pemuda, tentunya menarik ya untuk kembali mengulik sejarahnya.

Nah, untuk mengetahui sejarah panjang Hari Sumpah Pemuda, kamu bisa mencaritahu di Museum Sumpah Pemuda yang terletak di Jalan Kramat Raya No.106, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat.

museum

Museum ini pada awalnya adalah rumah tinggal milik Sie Kong Liang. Gedung didirikan pada permulaan abad ke-20. Sejak 1908 museum yang juga dikenal dengan nama Gedung Kramat 106 ini disewa pelajar Stovia (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) dan RHS (Rechts Hooge School) sebagai tempat tinggal dan belajar. Saat itu dikenal dengan nama Commensalen Huis.

Mahasiswa yang pernah tinggal adalah Muhammad Yamin, Amir Sjarifoedin, Soerjadi (Surabaya), Soerjadi (Jakarta), Assaat, Abu Hanifah, Abas, Hidajat, Ferdinand Lumban Tobing, Soenarko, Koentjoro Poerbopranoto, Mohammad Amir, Roesmali, Mohammad Tamzil, Soemanang, Samboedjo Arif, Mokoginta, Hassan, dan Katjasungkana.

Sejak tahun 1927 Gedung Kramat 106 digunakan oleh berbagai organisasi pergerakan pemuda untuk melakukan kegiatan pergerakan. Bung Karno dan tokoh-tokoh Algemeene Studie Club Bandung sering hadir di Gedung Kramat 106 untuk membicarakan format perjuangan dengan para penghuni Gedung Kramat 106.

museum

Di gedung ini pernah diselenggarakan kongres Sekar Roekoen, Pemuda Indonesia, dan PPPI. Gedung ini juga menjadi sekretariat PPPI dan sekretariat majalah Indonesia Raja yang dikeluarkan PPPI. Mengingat digunakan berbagai organisasi, maka sejak tahun 1927 Gedung Kramat 106 yang semula bernama Langen Siswo diberi nama Indonesische Clubhuis atau Clubgebouw (gedung pertemuan).

Pada 15 Agustus 1928, di gedung ini diputuskan akan diselenggarakan Kongres Pemuda Kedua pada Oktober 1928. Soegondo Djojopoespito, ketua PPPI, terpilih sebagai ketua kongres. Kalau pada Kongres Pemuda Pertama telah berhasil diselesaikan perbedaan-perbedaan sempit berdasarkan kedaerahan dan tercipta persatuan bangsa Indonesia, Kongres Pemuda Kedua diharapkan akan menghasilkan keputusan yang lebih maju.

Di gedung ini dihasilkan keputusan yang lebih maju, yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Setelah peristiwa Sumpah Pemuda banyak penghuninya yang meninggalkan gedung Indonesische Clubgebouw karena sudah lulus belajar. Setelah para pelajar tidak melanjutkan sewanya pada tahun 1934, gedung kemudian disewakan kepada Pang Tjem Jam selama tahun 1934-1937. Pang Tjem Jam menggunakan gedung itu sebagai rumah tinggal.

museum

Kemudian pada tahun 1937-1951 gedung ini disewa Loh Jing Tjoe yang menggunakannya sebagai toko bunga (1937-1948). Dari tahun 1948-1951 gedung berubah fungsi menjadi Hotel Hersia. Pada tahun 1951-1970, Gedung Kramat 106 disewa Inspektorat Bea dan Cukai untuk perkantoran dan penampungan karyawannya.

Pada tanggal 3 April 1973, Gedung Kramat 106 dipugar Pemda DKI Jakarta. Pemugaran selesai 20 Mei 1973. Gedung Kramat 106 kemudian dijadikan museum dengan nama Gedung Sumpah Pemuda. Peresmiannya dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973. Pada 20 Mei 1974 Gedung Sumpah Pemuda kembali diresmikan oleh Presiden RI kala itu, Soeharto.

Cerita selengkapnya baca di sini.  

 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Wanita 'Ketempelan' Usai Kunjungi Museum Erupsi Merapi: Dia Minta Ketemu Orangtua

Cerita Wanita 'Ketempelan' Usai Kunjungi Museum Erupsi Merapi: Dia Minta Ketemu Orangtua

Tiga hari setelah berkunjung ke museum, ia mulai merasakan sakit di bagian punggung terus menerus.

Baca Selengkapnya
Penemuan Makam Kuno Berusia 2.300 Tahun, Diduga Milik Pemimpin Militer Tersukses Sepanjang Sejarah

Penemuan Makam Kuno Berusia 2.300 Tahun, Diduga Milik Pemimpin Militer Tersukses Sepanjang Sejarah

Temuan Arkeolog Sebut sebagai "Kerangka Paling Penting Secara Historis' di Eropa".

Baca Selengkapnya
Ganjar Kenang Sosok Radjiman Wedyodiningrat: Orang yang Sangat Peduli Budaya Bangsa

Ganjar Kenang Sosok Radjiman Wedyodiningrat: Orang yang Sangat Peduli Budaya Bangsa

Ganjar Kenang Sosok Radjiman Wedyodiningrat: Orang yang Sangat Peduli Budaya Bangsa

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
NOTED KAK! Gak Enakan

NOTED KAK! Gak Enakan

Sahabat Dream pernah nggak sih punya perasaan gak enak minta bantuan atau kasih komentar tapi malah jadi makan hati sendiri?

Baca Selengkapnya