Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Goa Pancur, Spot Baru Wisata Perut Bumi yang Lagi 'Booming'

Goa Pancur, Spot Baru Wisata Perut Bumi yang Lagi 'Booming' Goa Pancur (Foto: Kulinerwisata.com)

Dream - Bagi para penggemar obyek wisata alam, kini ada spot baru wisata perut bumi di Kabupaten Pati Jawa Tengah. Yaitu obyek wisata Goa Pancur. Destinasi yang berada di Desa Jimbaran, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati ini menawarkan segala keindahan panorama alam "perut bumi" yang masih perawan.

Tidak hanya menyuguhkan keindahan hamparan alam yang dapat dilihat dengan kasat mata. Di Goa Pancur kamu juga bisa melihat keindahan stalaktit dan stalagmit yang terdapat di perut pegunungan Kendeng. Susur goa atau jelajah goa menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke Goa Pancur ini.

Dengan masuk goa, pengunjung dapat melihat pemandangan alam yang berbeda. Menyusuri goa sepanjang 825 meter yang membelah area pegunungan Kendeng, pengunjung dapat melihat panorama unik berupa lekak-lekuk bebatuan.

Gugusan stalaktit dan stalagmit menjadi pemandangan yang eksotik sepanjang rute hampir 1 kilometer itu. Bagi yang ingin jelajah goa tidak perlu khawatir. Perahu karet siap mengantar kamu dengan pemandu yang profesional. Memulai jelajah Goa Pancur wisatawan harus berjalan kaki terlebih dulu. Melewati aliran air menyerupai sungai dengan kedalaman 50-60 cm.

Para pemandu akan menemani sepanjang perjalanan untuk menuju lorong atau spot favorit dengan perahu karet. Jelajah goa yang menawan ini cukup murah. Kamu hanya perlu merogoh kocek Rp 15.000 per orang untuk membayar jasa pemandu. Sudah lengkap dengan alat keselamatan seperti helm, sepatu boots dan rompi pelampung.

 

 

Terdapat Mata Air yang Konon 'Ajaib'

Suguhan menarik tidak hanya stalaktit dan stalagmit yang berada di atap-atap goa. Mata pengunjung juga akan dimanjakan dengan panorama lainnya seperti batu alam yang menyerupai patung kuda. Yang paling favorit adalah aliran pertemuan sumber mata air dingin dan air hangat di dalam goa. Yang konon sumber air tersebut dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.

"Selain stalaktit dan stalagmit yang bisa meneteskan air dari atap goa, di dalam goa juga terdapat batu alam yang menyerupai bentuk kuda. Juga mata air dari pertemuan air hangat dan dingin yang diyakini bisa untuk penyembuhan," kata Suyitno, pengelola tempat wisata Goa Pancur, dikutip dari keterangan pers tertulis, Rabu 29 Maret 2017.

Selama ini pemburu wisata perut bumi ini adalah dari kalangan pecinta alam dan warga biasa. Terutama yang percaya sumber mata air dari dalam goa dapat menyembuhkan penyakit. Karena itu tidak sedikit warga yang mengambil air untuk dibawa pulang.

Yitno menambahkan, untuk melakukan susur goa pihaknya membatasi jumlah peserta tidak boleh lebih dari 15 orang sekali jalan. Ini untuk menjaga keselamatan mengingat pasokan oksigen di dalam goa terbatas.

"Jika pengunjung datangnya rombongan minimal 10 dan maksimal 15 orang, maka biaya masuknya lebih murah hanya Rp. 100.000 saja," imbuhnya.

 

 

Selain Susur Goa, Pengunjung Juga Bisa....

Waktu jelajah goa bisa dilakukan sejak pukul 08.00 WIB sampat jam 14.00 WIB. Perjalanan jelajah goa membutuhkan waktu yang relatif, karena setiap wisatawan tidak semuanya sanggup menuntaskan perjalanan sampai akhir.

"Kalau pengunjung rombongan keluarga biasanya tidak sampai selesai. Baru 200 atau 500 meter mereka sudah minta kembali lagi. Berbeda dengan rombongan dari para kelompok pencinta alam biasanya mereka jalan sampai tujuan akhir sejauh 800 meter lebih," ungkap Yitno.

Sejak dibuka susur goa beberapa tahun lalu, Yitno mengaku dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke Goa Pancur. Meski tidak semua melakukan susur goa. "Setiap harinya pengunjung Goa Pancur sampai 700-1000 orang. Tapi yang ingin dipandu untuk jelajah goa sekitar separuhnya saja," tandasnya.

Bagi pengunjung yang tidak melakukan jelajah goa bisa bermain-main sambil melihat danau buatan di samping mulut goa. Plus arena bermain anak. Untuk menuju lokasinya cukup 40 menit dari Alun-alun Pati sejauh 25 km arah selatan Kecamatan Kayen. Masuk Desa Jimbaran menuju obyek sekitar 1 km.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut destinasi baru seperti ini harus dijaga dengan baik. Jangan sampai rusak, juga harus dijamin keamanannya.

"Alam dan budaya itu, semakin dilestarikan semakin mensejahterakan. Pemda harus membuat fasilitas umum yang baik, seperti toilet, parkir, pengaturan lalu lintas, sampai ke soal security. Masyarakat bisa memanfaatkan dengan berjualan souvenir, resto, makanan khas Pati, dan produk kreatif lainnya. Kombinasi yang baik antara pemerintah daerah, pengusaha (business), akademisi, dan media akan membuat lebih sustainable," papar Menteri Arief.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP