Kontroversi Pergantian Nama Museum Agra, Upaya Hapus Warisan Mughal di India
Dream – Kontribusi Kerajaan Mughal terhadap sejarah peradaban India kini tengah menghadapi tantangan. Muncul polemik seputar peran Mughal setelah adanya pertanyaan dari Kepala Menteri Uttar Pradesh Yogi Adityanath.
“Bagaimana Mughal bisa menjadi pehalawan kita?” tanya Yogi, menggugat peran besar Mughal bagi berdirinya India.
Dia juga mengatakan Museum Mughal yang sedang dibangun di dekat Taj Mahal, Kota Agra, akan diberi nama menurut nama penguasa Hindu terdahulu yaitu Chatrapati Shivaji Maharaj.
Sejarawan India Profesor Farhat Hasan dari Universitas Delhi menyebut keputusan tersebut sebagai serangan terhadap warisan India.
“Keputusan ini sangat menyedihkan. Menyedihkan bahwa kepemimpinan politik kami bangkrut dan tidak memiliki visi untuk berbagi warisan sejarah dan peran penting yang dimainkan Mughal dalam membangun budaya gabungan India yang kami banggakan,” tutur Profesor Farhat Hasan seperti dikutip dari Arab News.
Perubahan Nama Museum
Di samping itu, seorang konservasionis warisan Delhi, Jayshree Shukla menyetujui keputusan itu dan menyoroti dampak besar yang dimiliki Kerajaan Mughal di India dan warisan menakjubkan yang mereka tinggalkan.
Perbedaan pendapat tersebut menyebabkan keputusan Adityanath untuk mengganti nama museum Mughal. Pergantian nama itu dilakukan saat pertemuan peninjau proyek pada Senin, 14 September 2020 kemarin.
“Museum yang sedang dibangun di Agra akan dinamai berdasarkan Chatrapati Shivaji Maharaj,” ucap Adityanath.
Shivaji, Penguasa Hindu Tedahulu
Shivaji merupakan sosok penguasa Hindu abad ke-17 Masehi di negara bagian Maharashtra di India Barat yang berselisih dengan penguasa Mughal Aurangzeb.
Kerajaan Mughal yang didirikan pada 1526, memerintah India lebih dari 200 tahun dan berhasil menyatukan negara itu sebelum akhirnya menyerahkan kekuasaannya kepada penguasa Hindia Timur, Inggris pada akhir abad ke-18.
Sedangkan Agra adalah ibukota pertama Kerajaan Mughal, dimana Shahjahan yang merupakan penguasa Mughal yang kelima membangun Taj Mahal pada abad ke-17.
Bekas pemerintah Uttar Pradesh yang dipimpin oleh kepala Menteri Akhiles Yadav, yang meletakkan batu fondasi pertama untuk pembangunan Museum Mughal pada tahun 2016, yang dibangun di atas lahan seluas enam hektar.
Namun proyek pembangunan tersebut tertunda setelah Partai Bharatiya Janata (PBJ) di bawah kepemimpinan Adityanath mengambil alih kekuasaa pada 2017.
Upaya Penciptaan Budaya yang Homogen
Arsitek yang merancang proyek pembangunan Museum tersebut, David Chipperfield, mengatakan museum itu terletak di dekat gerbang timur Taj Mahal dan menyajikan tonggak sejarah politik dan budaya di era Mughal melalui seni dan arsitekturnya.
“Sebagian besar pekerjaan sudah selesai. Beberapa sentuhan terakhir perlu diberikan. Namun krisis keuangan karena pandemi telah menghalangi proyek tersebut,” ucap Amit Srivastava, wakil direktur Dinas Pariwisata Uttar Pradesh di Agra.
Perdebatan seputar nama museum juga pernah terjadi tiga tahun lalu ketika pemerintah Adityanath menghilangkan profil Taj Mahal dari brosur pariwisata.
Profesor Farhat Hasan mengatakan keprihatinannya terhadap budaya, pendapat, dan visi lain yang tidak mendapat tempat di India.
“Mereka tertarik untuk menciptakan negara-bangsa yang eksklusif di mana budaya lain, perspektif lain, dan visi lain tidak memiliki tempat. Ini adalah upaya untuk menciptakan negara eksklusif yang tidak toleran, sangat homogen sehingga tidak dapat terlibat dengan berbagai perspektif, berbagai pandangan, dan keragaman yang telah membentuk India,” ucap Profesor Hasan.
Pergantian Nama Kota Mughal
Pada tahun 2018, Adityanath membuat panas publik dengan mengganti nama kota Mughal di Allahabad dan Faizabad masing-masing menjadi Prayagraj dan Ayodhya.
“PBJ melihat sejarah sebagai Hindu versus Islam dan semua dilakukan Adityanath diarahkan untuk menonjolkan biner religius ini,” kata sejarawan Delhi, Sohail Hashmi.
“Penguasa Hindu garis keras ini tidak memiliki kesadaran akan sejarah, dan mereka tidak memiliki pahlawan. Mereka bahkan tidak mengenal Shivaji,” jelasnya.
“Ada banyak umat Muslim pada zaman dahulu yang bertempur di pihak Shivaji, seperti banyak Rajput Hindu yang merupakan kontingen tentara Mughal.”
Hasan mengatakan langkah penggantian nama itu adalah bagian dari perspektif mayoritas bangsa dan negara bagian bahwa pemerintah sedang mencoba untuk menjatuhkan warga negara India.
Analis Politik Uttar Pradesh, Ram Dutt Tripathi mengatakan itu bisa menjadi taktik tipu muslihat dalam pemilihan.
“Adityanath secara pribadi terobsesi dengan biner Hindu-Muslim. Dia menggunakan perbedaan agama sebagai tipu muslihat untuk menyenangkan konstituen mayoritas garis kerasnya. Biner Hindu-Muslim adalah satu-satunya strategi elektoral yang dimiliki PBJ,” jelas Tripathi.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita Wanita 'Ketempelan' Usai Kunjungi Museum Erupsi Merapi: Dia Minta Ketemu Orangtua
Tiga hari setelah berkunjung ke museum, ia mulai merasakan sakit di bagian punggung terus menerus.
Baca SelengkapnyaMisteri Makam Kaisar Pertama China Qin Shi Huang, Ini Alasan Arkeolog Sampai Takut untuk Membongkarnya
Meskipun misteri yang mengelilingi situs bersejarah ini menarik perhatian para ilmuwan dan arkeolog, kompleks pemakaman tersebut belum pernah diungkap.
Baca SelengkapnyaPenemuan Prasasti Bertuliskan Setan dari Abad 15, Isinya Bikin Merinding
Berikut kisah para arkeolog menemukan tulisan kutukan setan pada prasasti abad ke-15!
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Arkeolog Temukan Telur Ayam Berusia 1.700 Tahun, Terkesima Isinya Masih Utuh
Arkeolog Temukan Telur Ayam 1700 Tahun, Terkesima Isinya Masih Utuh
Baca SelengkapnyaPenemuan Guci Pemakaman Suku Maya, Ungkap Sosok Dewa dalam Kepercayaannya
Artefak pada peradaban Maya Kuno tersebut ditemukan selama penyelidikan arkeologi oleh para peneliti.
Baca SelengkapnyaIlmuwan Sebut Sudah Berhasil Temukan Kapal Nabi Nuh, Benarkah Asli?
Arkeolog meyakini bahwa mereka mungkin telah menemukan tempat akhir Bahtera Nabi Nuh di Gunung Ararat, Turki.
Baca SelengkapnyaDituding Nistakan Agama Gegara Pakai Akronim AMIN, Anies Baswedan Dilaporkan ke Polisi
"Ini adalah sebuah politisasi yang sangat tidak berguna," kata Umar Segala.
Baca SelengkapnyaPenemuan Makam Kuno Berusia 2.300 Tahun, Diduga Milik Pemimpin Militer Tersukses Sepanjang Sejarah
Temuan Arkeolog Sebut sebagai "Kerangka Paling Penting Secara Historis' di Eropa".
Baca SelengkapnyaTiga Makam Kuno Berusia 2.500 Tahun Ditemukan di Gua Meksiko, Salah Satunya Jasad Bayi
Para ahli arkeologi menemukan sisa-sisa dua remaja dan seorang bayi di dalam ruang gua.
Baca Selengkapnya