Pemandangan di Dieng menjadi sangat indah, seperti di negeri-negeri Eropa.
Dream - Embun es kembali muncul di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Fenomena ini alam ini terjadi tiap tahunnya setiap kali musim kemarau tiba.
Tahun ini, embun es atau dikenal dengan embun upas terlihat hingga akhir Juli. Suhu di Dieng di malam hingga pagi hari bisa mencapai minus 3 derajat sehingga embun yang menempel d dedaunan membeku dan tampak seperti salju.
Penjelasan Stasiun Geofisikan kelas III Banjarnegara, embun es merupakan satu dari sekian tanda anomali cuaca ekstrem. Embun ini biasanya muncul pada puncak musim kemarau dan di kawasan tropis seperti Indonesia, suhu di dataran tinggi akan sangat dingin.
Penyebabnya, pada lapisan troposfer suhu udara mengalami penurunan seiring ketinggian permukaan suatu tempat. Semakin tinggi maka akan semakin dingin.
" Faktor berikutnya adalah vegetasi dan danau di sekitar yang berkontribusi kepada variasi kelembapan udara di lokasi tersebut," ujar staf Stasiun Geofisika Banjarnegara, Mohamad Burhanudin.
Embun es akan terbentuk di dataran tinggi sekitar Jawa Tengah ketika memasuki musim kemarau. Sepanjang musim tersebut, awan tidak akan terlihat di langit di pagi harinya.
Ketika siang, sinar matahari langsung menerpa daratan sehingga terasa lebih terik. Sedangkan di malam hari, suhu menjadi sangat dingin lantaran panas sinar matahari tidak tertahan oleh awan dan langsung terlepas.
Suhu terasa sangat dingin ketika hari menjelang pagi. Rata-rata, suhu akan berada di bawah 0 derajat.
" Suhu bisa mencapai 5 derajat, bahkan di bawah nol. Pada suhu inilah biasanya embun es terbentuk," kata Burhanudin.
Sementara, Dataran Tinggi Dieng baru dibuka untuk pariwisata mulai 1 Agustus 2020. Pembukaan ini untuk memulihkan kembali aktivitas ekonomi masyarakat.
Sebelumnya, destinasi wisata Komplek Candi Arjuna dan Kawah Sikidang dibuka mulai 20 hingga 31 Juli. Selama periode tersebut, pengelola menerapkan pembatasan.
Pengunjung yang dibolehkan masuk hanya 140 orang untuk satu trip selama 60 menit. Setiap 20 orang didampingi seorang pemandu wisata.
Sumber: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara
Alhamdulillah
|
Masya Allah
|
Wallahu a'lam
|
Subhanallah
|
Astaghfirullah
|
Naudzubillah
|
Cara Bertahan Hidup Saat Pesawat Alami Kecelakaan
Tips Menyelamatkan Diri dari Tsunami Saat Berlibur di Pantai
Daftar Maskapai Teraman 2019
Liburan Seru dengan Ongkos Miring, ke Singapura Cuma Rp300 Rib
Ini Sejarah Mengapa Hari Minggu Jadi Hari Libur
Ini Temuan Jejak Kota Sodom di Tepi Laut Mati
Janjang Koto Gadang, Tembok China ala Indonesia
Karang Jamuang: Pulau Terlarang Bagi Perempuan
3 Pantai Indonesia Masuk Daftar 'Best Beaches 2021' TripAdvisor
Melepas Penat dengan Staycation di 7 Destinasi Hidden Gems Pulau Jawa
Pariwisata Berbasis Otomotif Perkuat Pertumbuhan Sektor Parekraf
Menparekraf Dorong Kabupaten Ngawi Kembangkan Desa Wisata
Berwisata Seru di Ranah Minang Lewat Tur Virtual
Anti Boros, Maskapai Ini Sediakan Rapid Test Antigen Gratis untuk Rute Domestik