Nikmati Kesegaran Gelato Italia di Atas 'Kontainer'

Dream - Bagi pecinta es krim, pasti sudah tak asing lagi dengan gelato. Es krim buatan rumah yang datang dari Italia.

Seperti yang ditawarkan salah satu kafe berkonsep kontainer di bilangan Permata Hijau ini. Ilvero Gelato hadir untuk menjawab rasa penasaran pecinta kuliner di Jakarta Selatan mengenai perbedaan es krim dan gelato itu sendiri.

Diungkapkan sang pemilik, Josua Tenggara, gelato memiliki karakter yang berbeda dengan es krim. Bahkan cowok berkacamata ini rela terbang jauh-jauh ke negara asalnya untuk belajar langsung cara membuat gelato dari resep aslinya.

"Sempet jalan-jalan ke Bali 2014 dan lihat yang beli gelato ramai banget. Dari situ penasaran bedanya gelato apa? Kemudian saya belajar ke Italia bikin gelato sampai satu bulan dan akhirnya pulang bikin usaha ini," tutur Josua saat dijumpai di Ilvero Gelato pada Senin, 8 Agustus 2016.

Menurut Josua, gelato memiliki tekstur yang lebih padat dari es krim premium. Ditambah dengan rasa yang lebih kuat, dan lebih lembut di lidah. Serta mudah meleleh jika diletakkan di luar lemari pendingin.

Sejauh ini, kafe miliknya menyuguhkan 12 varian rasa klasik yang diadopsi dari Italia. Namun, tidak menutup kemungkinan berkembang hingga 18 rasa karena pengaruh buah-buahan yang hanya hadir di musim-musim tertentu.

Sedangkan untuk beberapa menu yang laris terjual, varian Baccio Hard Chocolate Hazelnutt dan Salted Caramel and Biscuits menjadi menu yang paling difavoritkan para pengunjung kafe.

"Yang ditampilkan di showcase 12 rasa sebenarnya bisa sampai 16-18. Kandungan gelato lebih pekat tapi tetap liat untuk dioles karena kandungan udara hanya mencapai 20 persen," imbuhnya.

Untuk konsep kafe berkapasitas 18 orang tersebut, Josua lebih banyak mengambil unsur-unsur kayu sebagai gambaran bahwa gelato yang ia jual terbuat dari bahan-bahan alami. Serta untuk menambahkan kesan santai dan nyaman seperti saat datang ke rumah sendiri.

Diakuinya, konsep ini sedikit berbeda dengan toko-toko gelato di Italia. Josua menerangkan, di negeri asalnya sebenarnya gelato banyak dijual di gang-gang kecil dan ditunggu oleh perempuan paruh baya. Toko-toko gelato di Italia juga biasanya tidak menyediakan tempat duduk seperti miliknya, karena kebiasaan jalan orang Italia setelah membeli gelato.

Dan untuk menjaga kualitas rasa, mempertahankan warna dan kelembapan udara mereka tidak akan memajangnya di sebuah show case. Melainkan meletakkannya di sebuah tempat bernama pozzetti atau carapina, yaitu semacam baskom yang dipakai berjualan, seperti wadah es tong-tong di sini.

"Di Italia gelato adalah culture jadi mereka cari kualitas rasanya. Mostly yang rasa kacangnya kenceng banget di lidah dan jualannya nggak akan kayak kita dipajang gini," terangnya menambahkan.

Karena menggunakan bahan yang masih fresh, rasa gelato yang dihasilkan di Ilvero Gelato pun cukup segar untuk dinikmati. Begitu pula dengan varian serbet yang dibuat tanpa susu, namun cukup menggoda lidah dengan aroma buah-buahan asli tanpa tambahan ekstrak apapun di dalamnya.

"Kisaran harganya kita jual Rp20 ribu untuk satu rasa, Rp30 ribu untuk dua rasa dan Rp110 ribu untuk ukuran 500 gram tiga rasa," tutup Josua.