Abu Dhabi Beri Gelang Pelacak Karantina Bagi Para Pendatang
Dream – Demi menangani kasus virus corona penyebab Covid-19, Pemerintah Abu Dhabi mewajibkan para pendatang yang tiba untuk mengenakan gelang elektronik.
Gelang ini merupakang alat pelacak untuk memastikan para pendatang mematuhi aturan karantina dan mencegah penularan Covid-19.
Dikutip Dream dari laman Lonely Planet, saat tiba di bandara, para pendatang akan melewati sensor termal dan uji Covid-19.
Kemudian mereka juga diharuskan melakukan karantina mandiri selama 14 hari dan memakai gelang pelacak yang diberikan petugas untuk pemantauan.
Tempuh Cara Inovatif
Seperti banyak negara lainnya, Uni Emirat Arab telah mengalami kenaikan tahap kedua dalam kasus Covid-19 setelah mengalami penurunan kasus dalam beberapa bulan terakhir. Meskipun jumlah kematian tetap jauh lebih rendah daripada bulan April dan Mei saat puncak wabah.
UEA mencatat jumlah kasus harian baru tertinggi terjadi pada 12 September 2020 kemarin. Negara ini telah memperkenalkan sejumlah cara yang inovatif untuk membasmi virus corona di bandara internasionalnya.
Bandara yang pernah menjadi bandara tersibuk di dunia itu, bulan lalu melatih anjing khusus untuk mendeteksi Covid-19 pada para penumpang. Maskapai Emirates berjanji akan menanggung biaya perawatan para pendatang jika ada yang dinyatakan positif Covid-19.
Teknologi Geolokasi
Beberapa tempat lain di dunia juga telah menerapkan atau sedang mempertimbangkan teknologi geolocation atau teknik mengidentifikasi lokasi geografis seseorang atau perangkat melalui informasi digital yang diproses melalui internet.
Misalnya, di negara Singapura, para pendatang yang baru tiba di bandara diwajibkan memakai perangkat pemantau elektronik sejak pertengahan Bulan Agustus lalu.
Sementara di Hawai sedang mempertimbangkan apakah akan mengizinkan wisatawan untuk melakukan karantina di ‘resort bubble’ sambil dilengkapi dengan alat pelacak.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyakit X adalah virus “penampung” hipotetis yang belum terbentuk, namun para ilmuwan mengatakan penyakit ini bisa 20 kali lebih mematikan daripada COVID-19.
Baca SelengkapnyaBangunan tersebut juga menyertakan teknologi pengenalan wajah sebagai bentuk keamanan.
Baca SelengkapnyaHal yang paling sering membuat anak-anak terkena diare saat liburan adalah infeksi virus.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gejala khas dari flu singapura yaitu demam dan ada bintik merah di kulit.
Baca SelengkapnyaFenomena badai es berlangsung sejak Minggu, 31 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaAnang Hermansyah kabarkan kondisi terbaru Dubai pasca banjir.
Baca SelengkapnyaSepanjang jalan di Arab Saudi sama sekali tidak terlihat aktivitas warga mengobrol atau berbincang-bincang.
Baca SelengkapnyaVirus kuno yang telah membeku di lapisan es Arktik itu suatu saat dapat mencair dan terlepas imbas pemanasan global dan memicu wabah penyakit besar.
Baca SelengkapnyaFlu kembali menyerang banyak orang. Proses penyembuhannya pun memakan waktu cukup lama. Cari tahu proses penularan virus dan cara mencegahnya.
Baca Selengkapnya