Deretan Buku Ini Hadirkan Imajinasi Keliling Asia

Dream - Selain memiliki beberapa bahasa tertua di dunia, salah satu ciri khas negara-negara di Asia adalah adanya tradisi dongeng. Hingga saat ini tradisi tersebut masih hidup dari perpaduan budaya yang kaya.

Bahkan pecinta sastra tidak akan pernah kekurangan cerita mitos, legenda, komik, puisi hingga novel dari benua terbesar ini. Mulai dari novel modernis, kisah perang dan kekerasan kolonial hingga narasi yang sangat pribadi tentang cinta dan keluarga.

Tidak sedikit cerita-cerita tersebut menyelipkan latar situasi. Pembaca seperti diajak berkelana ke tempat-tempat menarik di masing-masing negara Asia.

Pengalaman ini dapat kamu temukan ketika membaca sejumlah novel berikut. Kamu pasti akan membayangkan seperti apa situasi yang tergambar dalam cerita.

Berikut referensi buku-buku populer di 5 negara Asia yang bisa menemani rasa jenuh selama pandemi yang ceritanya akan membawamu ke sana, dikutip dari Lonely Planet.

1. Hongkong

Judul novel yang direkomendasikan yaitu Hong Kong yang Terhormat: Sebuah Keanggunan ke Kota. Novel ini ditulis oleh Xu Xi.

Xu Xi dibesarkan di Hong Kong sehingga dia sangat mengenal negara tersebut. Dia pun mendedikasikan sebagian besar kehidupan menulisnya untuk mencatat Wilayah Administratif Khusus dalam novel seperti Hong Kong Rose dan The Unwalled City.

Tetapi hanya sedikit yang selaras dengan masalah Hong Kong baru-baru ini, seperti Dear Hong Kong: An Elegy to a City, di mana Xu Xi mengucapkan selamat tinggal pada tempat yang dia sebut rumah untuk sebagian besar hidupnya selama lebih dari setengah abad itu.

2. India

Kamu sangat dianjurkan membaca Chronicle of a Corpse Bearer oleh Cyrus Mistry. Berdasarkan kisah nyata, Cyrus Mistry menyajikan kisah cinta di seluruh kasta dalam komunitas Parsis pra-kemerdekaan yaitu keturunan dari kepercayaan Zoroastrian kuno yang datang ke India dari Iran.

Novel ini menceritakan sosok Sepideh sebagai wanita sederhana yang memiliki seorang ayah sebagai pembawa orang mati ke Menara Keheningan (dekat Taman Gantung Pherozeshah Mehta) untuk upacara pemakaman Parsi.

Ketika putra seorang pendeta bernama Phiroze Elchidana jatuh cinta padanya, riak kabar menyebar di seluruh penjuru.

3. Indonesia

Novel Pulang oleh Leila S. Chudori cocok untuk kamu baca. Terpisah secara geografis antara Paris dan Jakarta, Chudori menemukan karakternya yang sama terkoyaknya selama rezim Soeharto dari tahun 1965.

Cerita ini mengeksplorasi kehidupan sehari-hari orang Indonesia biasa yang tiba-tiba menemukan diri mereka di pengasingan politik, dengan tingkat detail yang memungkiri latar belakang Chudori sebagai salah satu jurnalis wanita paling terkenal di Indonesia.

Selain menulis tentang pedagang kaki lima yang mengumbar suguhan manis seperti putu ia juga membahas faksi politik, dan referensi ke novel populer saat itu.

4. Jepang

Stasiun Tokyo Ueno oleh Yu Miri, diterjemahkan oleh Morgan Giles Jika mencari novel tentang Jepang di masa lalu, kamu bisa membaca tentang Stasiun Tokyo Ueno.

Stasiun yang beroperasi pada garis waktu dan ketegangan antara tsunami Jepang 2011 itu menghancurkan negara dan pertandingan Olimpiade Musim Panas 2020 (karena ditunda karena pandemi Covid-19).

Tokoh Yu Miri pada cerita ini merupakan sosok hantu yang menghantui taman di dekat stasiun sambil merenungkan kekecewaan dan kehancuran yang dia saksikan selama hidupnya, dan akan selamanya terlantar hingga kembalinya Olimpiade ke Tokyo yang akan datang.

5. Kazakhstan

The Dead Wander in the Desert oleh Rollan Seisenbayev. Pada periode pasca-kemerdekaan ketika negara itu terguncang dari dampak penjajahan Perang Dingin dan bencana ekologi.

Seorang nelayan bernama Nasyr dan putranya Kakharman bergulat dengan hilangnya mata pencaharian mereka di Laut Aral, yang sumber airnya telah dibendung oleh Uni Soviet.

Penggambaran fiksi ini menelusuri dampak bencana kehidupan nyata yang terus melanda Asia Tengah, dengan tetap merayakan budaya dan komunitas Kazakhstan.

Laporan: Yuni Puspita Dewi