Gaet Milenial, 7 Alquran Unik Dipamerkan di Mal

Dream - Bagi Sahabat Dream yang masih bingung mencari tempat ngabuburit sambil menunggu waktu berbuka puasa tiba, berkunjunglah ke Ramadan Raya Feast 2018 di PASARAYA Blok M, Jakarta Selatan. Pada acara ini, Anda akan menemukan nuansa religi yang berbeda dari Pameran Alquran pertama di mal Indonesia.

Acara yang diadakan mulai 24 Mei hingga 10 juni 2018 ini memamerkan tujuh Alquran terunik dari Museum Bayt Al-Quran Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Melalui acara ini, PASARAYA ingin mengajak para kaum milenial untuk memahami lebih dekat kitab suci Alquran.

"Kali ini agak sedikit spesial, karena nggak hanya sekedar belanja, hiburan, dan makan saja, tapi momen ini kita juga menghadirkan sesuatu yang berbeda dari mal lainnya. Kita punya pameran Alquran dan ada sifat edukasinya di dalamnya," ungkap CEO PASARAYA, Medina Latief saat acara Ramadan Raya Feast 2018 di PASARAYA Blok M, Jakarta.

Sebagai panduan kehidupan umat muslim, lanjut Medina, Alquran tidak hanya sekedar dibaca, tapi wajib juga dipahami maknanya dan dipraktikkan dalam keseharian untuk membangun karakter kuat, khususnya bagi kaum milenial yang akan menjadi calon-calon pemimpin negara.

Dalam acara ini juga memamerkan kaligrafi empat jenis, yaitu kaligrafi dekorasi, kontemporer, naskah, dan hiasan mushaf. Kaligrafi tersebut merupakan hasil dari Lomba MTQ Nasional.

Tak hanya pameran, sebagai pionir pusat perbelanjaan modern di Ibu Kota juga menawarkan berbagai kegiatan, seperti lomba hafiz cilik dan kaligrafi, live acoustic music, talkshow, tari sufi, Obrolan Humoreligi, tausiyah, berbagai diskon, dan lainnya.

"Kami juga mengajak pengunjung untuk beramal dengan transaksi Fashion Bazaar, di mana lima persen dari transaksi belanja yang diterima akan dikumpulkan untuk didonasikan kepada yatim piatu, dhuafa, serta perbaikan musala," ujar Medina.

Alquran Terbesar Seberat 150 Kg

Dream - Tujuh Alquran yang dipamerkan dalam acara Ramadan Raya Feast 2018 antara lain yang terbesar, terkecil, terberat, tertua, terindah, kuno-kunoan, serta braille.

"Mushaf Wonosobo merupakan Alquran terbesar di Indonesia. Ukurannya dua kali tiga meter dengan berat 150 kilogram. Ditulis tangan langsung oleh dua santri Pondok Pesantren Al-Asy'ariyah, Wonosobo, Jawa Tengah pada tahun 1991 hingga 1993," ujar Kepala Koleksi dan Pameran Museum Bayt Alquran, Syaifuddin.

Sementara untuk yang terkecil, Mushaf Istanbul merupakan hibah dari Turki untuk Indonesia. Ditulis oleh Sayif Muhammad Abdul Latif yang diterbitkan sekitar tahun 1980-an.

"Mushaf Tertua diperkirakan ditulis pada akhir abad ke-1 atau awal abad ke-2 Hijriah, tanpa ada titik dan tanda baca. Ini diklaim sebagai satu dari tujuh salinan mushaf yang dikeluarkan Utsman bin Affan," kata dia.

Kemudian, Alquran terindah di Indonesia, yakni Mushaf Istiqlal, memiliki 40 macam keragaman hias yang diambil dari motif tanah air. Saking begitu indah dan detail, pengerjaannya membutuhkan waktu hingga empat tahun.

Lalu, yang terberat yaitu Mushaf Marmer memiliki tebal kurang lebih dua sentimeter. Menggunakan marmer jenis White Carrara, Alquran ini memiliki ukuran 90x60 cm.

"Ada Mushaf Kuno-kunoan yang menyerupai manuskrip mushaf kuno bila dilihat sekilas. Terakhir, Mushaf Braille yang diterbitkan oleh Lajnah Pentashilan Mushaf Al-Qur'an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama," paparnya.

Sebelum memamerkan di mal, tentunya pihak museum juga memikirkan faktor keamanan. Oleh sebab itu, Alquran yang diperlihatkan adalah hanya bentuk replika dan cetakannya saja.

"Tentu saja kami memikirkan faktor keamanan. Jadi, untuk Alquran terbesar dan tertua merupakan bentuk replika. Sisanya adalah bentuk cetakan ulangnya. Jika mau melihat langsung tentunya silakan ke museum," ucap Syaifuddin.

Syaifuddin mengungkapkan, jika biasanya museum dijadikan tempat yang serius dan tak familiar di tengah kaum milenial, PASARAYA kali ini menghadirkan pameran dalam bentuk santai dan ringan untuk mensosialisasikan, serta meningkatkan kecintaan masyarakat pada Alquran.

Laporan: Dina Nazhifah