Ketika Banyak Orang di Rumah Saja, Kualitas Udara Bumi Terus Membaik
Dream – Ketika jutaan orang memarkir kendaraan mereka dan memilih untuk tinggal di rumah karena 'dipaksa' oleh virus corona, ternyata memberikan dampak positif bagi lingkungan.
Ketika hari normal tanpa wabah, banyak orang beraktivitas dan mengakibatkan kualitas udara buruk. Polusi udara terjadi di mana-mana.
Asap kendaraan membuat lapisan ozon semakin menipis. Cerobong asap pabrik-pabrik besar membuat udara semakin kotor.
Tetap sejak banyak negara mewajibkan warganya tetap berada di rumah selama beberapa waktu, kota-kota di seluruh dunia melaporkan kualitas udaranya semakin membaik.
Dikutip dari Lonely Planet, Inggris, Korea Selatan, China, dan Italia menjadi sebagian negara yang melaporkan kualitas udara di sana semakin baik. Polusi udara pun turun secara signifikan.
Polusi Udara Menurun 60 Persen
Di Inggris, kualitas udara telah meningkat secara eksponensial. Tingkat nitrogen dioksida (NO2) turun 60 persen di beberapa tempat selama periode yang sama dibandingkan tahun lalu. Polusi udara di kota-kota seperti London dan Glasgow turun setengahnya.
Penurunan polusi partikel kecil telah terlihat turun secara besar di London, Birmingham, Bristol dan Cardiff. Lalu diikuti oleh Manchester, New York, dan Belfast. Sementara di Glasgow dan Newcastle tidak memiliki dampak apapun.
Para ilmuwan meyakini level-level itu akan turun lebih jauh ketika angin berubah arah. Karena angin timur saat ini akan membawa tambahan polusi dari benua Eropa ke Inggris.
James Lee dari New York University mengatakan udara jelas jauh lebih sehat. Partikel kecil dan NO2 adalah polutan udara yang memiliki dampak kesehatan terbesar pada manusia. Ketika polutan itu menurun, maka kualitas udara jauh lebih sehat.
Sementara itu, di California, Los Angeles akhir-akhir ini baru memiliki kualitas udara bersih sejak 1980.
Sementara para penduduk menyatakan dapat melihat gunung Himalaya yang berada di India bagian Utara bisa terlihat untuk pertama kalinya setelah 30 tahun. Padahal jaraknya 200 km dari LA.
Aktivis Lingkungan Berharap Masa Depan Bumi yang Lebih Sehat
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa polusi udara menjadi salah satu faktor yang diduga meningkatkan kasus kematian Covid-19. Para peneliti dari Harvard University menyoroti hubungan antara menghirup udara tercemar dalam jangka panjang dengan potensi tertular virus.
Para peneliti menyimpulkan hasilnya menunjukkan paparan jangka panjang terhadap polusi udara meningkatkan kerentanan seseorang untuk terinfeksi Covid-19 yang lebih parah.
Menurut Lee, apabila banyak orang tetap di rumah dan bekerja lebih banyak dari rumah di saat hari-hari normal, maka itu akan berdampak baik pada kualitas udara. Juga berperan besar mengurangi polusi udara.
Beberapa aktivis lingkungan berharap penurunan polusi udara ini berlangsung permanen.
Juru Kampanye Udara Bersih Friends of the Earth Jenny Bates mengatakan, setelah situasi wabah virus corona ini selesai, diharapkan masyarakat dunia tidak serta merta langsung beraktivitas seperti biasa.
Biarkan kondisi udara yang seperti ini permanen, sehingga kita bisa memiliki masa depan bumi yang lebih baik, lebih sehat dan lebih bersih.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
5 Tanaman Hias Indoor Ini Dipercaya Bisa Meningkatkan Kualitas Tidur
Untuk membersihkan polusi udara yang masuk ke dalam rumah, memajang tanaman hias bisa jadi solusi untuk mengatasinya.
Baca SelengkapnyaTips Menjaga Keharuman Setiap Ruangan di Rumah, Bebas Bau Tak Sedap yang Mengganggu
Kenyamanan rumah juga ditentukan dari aroma yang ada di setiap ruangan.
Baca SelengkapnyaSukses di Ibukota! 8 Potret Kondisi Dapur Pedangdut Yeni Inka di Kampung ini Memprihatinkan
Penampakan dapur Yeni Inka yang sederhana di kampung halaman
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penampakan Dapur di Rumah Ucok Baba, Ternyata Kondisinya…
Sebelum terkenal seperti sekarang, Ucok Baba pernah hidup pas-pasan
Baca SelengkapnyaIbu Pergi Liburan Tega Tinggalkan Bayinya 10 Hari Sendirian di Rumah, Saat Kembali Kondisi Anaknya Mengenaskan
Balita tersebut meninggal karena kelaparan dan dehidrasi parah.
Baca SelengkapnyaKeuntungan Tinggal di Negara Tropis dan Lembap untuk Kulit, Sudah Tahu?
Ternyata, tinggal di lingkungan tropis dan lembap bisa mendukung kesehatan kulit. Bahkan, kondisi itu dinilai lebih baik dibanding lingkungan bersuhu dingin.
Baca Selengkapnya7 Masalah Kesehatan yang Sering Muncul Setelah Liburan di Alam Terbuka
Berjalan-jalan di alam terbuka memiliki tantangan tersendiri. Kamu pun bisa terpapar risiko penyakit tertentu.
Baca SelengkapnyaPenampakan Rumah Ini Bikin Melongo, Dari Luar Bak Gubuk Kayu Lihat Isi Dalamnya Auto Terpana!
Dibalik kesederhanaan rumahnya itu terdapat keindahan yang luar biasa
Baca SelengkapnyaRahasia Minum Air Putih yang Tepat untuk Kulit Flawless
Tak bisa hanya sekadar minum, ada beberapa faktor yang perlu kamu perhatikan ketika meminum air.
Baca Selengkapnya