Dream - Serangan teror mengerikan di Bandara Ataturk, Istanbul yang menewaskan lebih dari 40 orang membuat industri wisata Turki lumpuh. Aksi keji itu sukses menebar ketakutan di kalangan pelancong dunia. .

Aksi teror yang berdampak cukup besar pada pariwisata Turki kehilangan salah satu sumber pendapatan. Ddunia pariwisata Turki menyumbang 12 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan pada tahun 2014 berhasil menarik 37 juta kunjungan wisatawan.

Ada jutaan orang yang sangat bergantung pada keberlangsungan pariwisata di sana. Namun kini, kehidupan mereka berada di bawah ancaman serius karena harus kehilangan pekerjaan.

"Kami hanya melihat lebih sedikit orang baru yang datang kaerena serangan itu telah membuat mereka ketakutan. Kami juga melihat ada konfrensi yang dibatalkan," tutur seorang karyawan di Raddison Blue Hotel di pusat kota Instanbul.

Sejak Juli tahun lalu, ada delapan serangan teroris yang menghantui Turki dan mengakibatkan ratusan warga sipil meninggal dunia. Bandara Internasional Ataturk adalah sebuah Hub regional, hampir 62 juta penumpang melewatinya tahun lalu. Sehingga berada di urutan ke-11 sebagai bandara tersibuk di dunia.

Bandara Ataturk juga terkenal sebagai salah satu bandara paling ketat dalam urusan keamanan. Tidak seperti kebanyakan bandara, saat mendarat di sini semua penumpang diharuskan untuk melewati pintu screening dan setelah itu baru lolos melewati pemeriksaan paspor.

Para petugas keamanan bandara terindikasi telah melakukan proses pekerjaan yang cemerlang sehingga berhasil menyelamatkan nyawa manusia. Sehingga dapat digaris bawahi bahwa tingkat keamanan yang sempurna ini menjadi target dan dimanfaatkan para teroris untuk menjatuhkan mereka.

Istanbul menjadi destinasi favorit bagi wisatawan dunia karena banyak menyimpan situs sejarah, pemandangan menakjubkan dan bazar-bazar besar. Serangan-serangan ini memiliki efek kumulatif, sehingga data pada Kementrian Pariwisata Turki pada Mei lalu menunjukan jika kunjungan wisatawan berkurang lebih dari sepertiga dibanding tahun lalu.

(Sumber:PRI.org)