Penting! 10 Hal yang Wajib Diketahui tentang Turbulensi

Dream - Baru-baru ini publik Indonesia dibuat panik dengan peristiwa turbulensi parah yang menimpa dua penerbangan, Etihad dan Hong Kong Airlines hingga menyebabkan banyak penumpang terluka. Melihat kejadian ini tentu turbulensi tak bisa dianggap sepele. 

Istilah turbulensi tentu tak asing lagi bagi Anda yang kerap melakukan perjalanan menggunakan pesawat terbang. Namun mungkin tak banyak yang tahu secara spesifik apa sebenarnya turbulensi itu.

Seberapa bahayakah turbulensi? Apakah bisa mengancam keselamatan penerbangan? Atau bahkan menyebabkan pesawat jatuh?

Agar Anda lebih memahami dan waspada, berikut Dream.co.id sajikan 10 hal yang wajib diketahui tentang turbulensi.

1. Secara umum tidak terlalu berbahaya

Secara umum turbulensi biasanya tidak terlalu berbahaya, tapi membuat penerbangan menjadi kurang nyaman. Namun ada berbagai tingkat turbulensi yang disebabkan oleh sejumlah faktor berbeda, dan efeknya pun bisa jadi berbeda. Faktor penyebabnya antara lain arus atas dan bawah awan, arus termal, dan kecepatan serta arah angin.

2. Turbulensi bisa sebabkan cedera tapi jarang terjadi

The Federal Aviation Administration mengatakan ada sekitar 58 insiden penerbangan akibat turbulensi yang menyebabkan penumpang terluka setiap tahunnya. Dua pertiganya merupakan awak kabin atau penumpang yang tidak menggunakan sabuk pengaman. Itu berarti ada sekitar 20 penumpang saja dari 800 juta penumpang yang terbang setiap tahun di Amerika Serikat, terluka akibat turbulensi. Dan biasanya terjadi pada atau di atas 30.000 kaki.

3. Pilot tahu jika akan terjadi turbulensi

Umumnya pilot mengetahui kondisi turbulensi yang akan terjadi di depan dan dapat mengaktifkan tanda sabuk pengaman saat pesawat akan mendekati titik itu. Pilot juga dibantu oleh laporan cuaca pra-penerbangan, radar kokpit, dan laporan dari pesawat lain.

4. 'Clear air turbulence' paling berbahaya

'Clear air turbulence' atau turbulensi yang terjadi saat cuaca cerah adalah jenis yang paling berbahaya. Turbulensi ini terjadi saat langit tak berawan, visibilitas sempurna sehingga tak terdeteksi oleh radar cuaca. Hal ini menyebabkan pilot tak memiliki waktu untuk memperingatkan penumpang untuk kembali ke kursi mereka dan menggunakan sabuk pengaman. Kebanyakan cedera yang berhubungan dengan turbulensi disebabkan 'clear air turbulence'.

5. Jumlah 'clear air tubulence' meningkat

Menurut para ilmuwan. jumlah clear air turbulence atau turbulensi saat cuaca cerah bisa meningkat dua kali lipat pada pertengahan abad ini akibat pemanasan global.

6. Turbulensi tidak akan menyebabkan pesawat retak

Tak peduli seberapa parah turbulensi, tak ada yang sampai membuat pesawat retak. "Pesawat direkayasa untuk menghadapi jumlah hantaman yang luar biasa," ujar Patrick Smith, penulis buku Cockpit Confidential.

7. Pilot sudah terlatih untuk menghadapi turbulensi dengan rileks

Untuk mencegah turbulensi, pilot hati-hati mempelajari pola cuaca, rencana ke depan, dan memilih rute terbaik sebelum memulai penerbangan. Ketika turbulensi tak dapat dihindari, mereka sudah tahu bagaimana cara menghadapinya dan mampu menenangkan penumpang yang cemas.

8. Jangan remehkan tanda kenakan sabuk pengaman

Satu-satunya cara yang efektif untuk mencegah cedera saat turbulensi adalah terus gunakan sabuk pengaman Anda setiap kali tanda instruksinya menyala.

9. Car seat efektif untuk anak saat di pesawat

Anak kecil paling rentan mengalami cedera saat terjadi turbulensi di pesawat. Ada beberapa kasus dimana anak terlempar dari pangkuan orangtuanya ketika terjadi turbulensi. Karena itu penggunaan car seat sangat disarankan.

10. Teknologi terbaru untuk menghadapi turbulensi

Sejumlah maskapai telah menguji teknologi terbaru yang dapat membuat pesawat terbang menghindari turbulensi sama sekali. Teknologi ini menggunakan laser ultraviolet untuk mengirim sinyal ke udara di depan. 

(Sumber: Cntraveler.com)