Segera Dibuka! Museum Virtual Pertama di Dunia
Dream – Pandemi Covid-19 memaksa banyak sarana publik harus tutup demi mencegah penularan virus. Merespon kondisi mengkhawatirkan ini, sebuah museum meluncurkan inovasi baru di tengah pandemi, yakni museum virtual.
Museum Seni Daring Virtual atau yang disebut VOMA rencananya dibuka mulai 4 September mendatang. VOMA digadang-gadang merupakan museum virtual pertama di dunia yang akan menampilkan karya klasik dan kontemporer dari seluruh dunia secara gratis.
Museum VOMA dikelola oleh museum Lee Cavaliere dengan mengambil koleksi dari beberapa museum ternama. Seperti Museum Hermitage, Institut Seni Chicago, dan Museum Seni Metropolitan New York.
Sajikan Berbagai Karya Seni Ternama
VOMA akan memamerkan karya-karya ternama seperti "Olympia" Édouard Manet, yang dipamerkan di Musée d'Orsay di Paris, dan "The Garden of Earthly Delights" oleh Hieronymus Bosch, di Museo del Prado Madrid, serta karya modern dari Nan Goldin, Kara Walker, dan Li Wei.
Dalam agenda pembukaannya, VOMA merilis galeri tentang eksplorasi hubungan manusia dan menampilkan Degenerate Art Show, sebuah pertunjukan seni dari pameran Nazi tahun 1937 yang mengecam karya seniman seperti Max Beckmann dan Henri Matisse (sebagai bukti pertunjukan seni dapat digunakan sebagai alat penindasan).
Selain itu, para pengunjung ‘virtual’ juga akan dimanjakan dengan sajian karya digital seniman Kenya-Inggris Phoebe Boswell.
Museum Berbasis Teknologi
Karena disajikan secara virtual, tim VOMA menggandeng beberapa pihak untuk mewujudkan museum virtual yang mengesankan, seperti para arsitek, desainer CGI, pemain game, dan kurator.
Mereka bertugas menggabungkan efek grafik komputer dengan interaktivitas game untuk membuat kesan galeri lebih nyata.
Setiap karya seni yang ditampilkan di VOMA akan diluncurkan dengan resolusi tinggi. Para pengunjung juga akan dibawa seakan-akan berada di hutan, menikmati sinar matahari atau berlindung dari hujan.
“Dalam membangun dan mengatur VOMA, kami ingin melepaskan kesan kaku dan sepi, sehingga kami menggandeng berbagai pihak untuk menampilkan museum yang berbeda daripada yang lain,”ujar Stuart Semple, perancang museum.
“Kami ingin pengunjung ikut merasa nyaman berada di museum virtual ini dan membuat mereka ingin kembali lagi dan lagi,“ tambahnya.
Sumber Lonely Planet
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melalui teknologi pencitraan, sebuah peti mati tembaga Mesir Kuno yang tersegel selama lebih dari 1500 tahun telah dibuka secara virtual.
Baca SelengkapnyaPeneliti temukan kompleks vila dengan berbagai artefak unik di dalamnya.
Baca SelengkapnyaTiga hari setelah berkunjung ke museum, ia mulai merasakan sakit di bagian punggung terus menerus.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dream - Tebak-tebakan gambar yuk Sahabat Dream. Ikuti petunjuk gambar untuk bisa menebak nama makanan. Berapa yang bisa kamu jawab?
Baca SelengkapnyaJangan ngaku ahlinya rempah jika tidak tahu bahan-bahan apa saja yang ada di hidangan ini?
Baca Selengkapnya